P.Ramlee hanya hadir ke sekolah sebanyak 10 hari dalam sebulan. Selebih hari-harinya banyak dihabiskan dengan ke sana ke mari mengikut pasukan pancaragam.
Sejak kecil lagi P.Ramlee memang berminat bermain muzik. Tidak hairanlah jika banyak masa dihabiskan di rumah Tuan Kamaruddin untuk belajar bermain gitar dan biola.
P.Ramlee juga menjadi penyusun lagu-lagu pancaragam bernama Mustika. Ketika itu P.Ramlee mula mencipta lagu seperti Azizah, Baidah, Abang Dollah, Mee Jawa, Joget Melayu, Malam Thaipusam, dan Padang Kota.
P.Ramlee menyertai pertandingan menyanyi di Radio Malaya, Pulau Pinang kali pertama pada 1945. Tempat ke-4 pada tahun itu dan melonjak ke tempat ke 2 untuk tahun berikutnya. Menjadi juara penyanyi untuk Utara Malaya anjuran Radio Malaya.
Kemudian bakat P.Ramlee berkembang setelah beliau berhijrah ke Singapura. Lagu-agu ciptaannya banyak dimuatkan dalam filem-filem Malay Film Productions di Singapura dan Merdeka Film Productions di Kuala Lumpur.
Pada tahun 1951, lagu-lagu P.Ramlee mula direkodkan di dalam piring hitam. Kebanyakan lagu adalah dari filem-filem lakonannya. Banyak pengalaman yang ditempuhinya dalam usahanya merakam lagu.
Lagu-lagu P.Ramlee tidak bosan kita mendengarnya, bahkan indah kedengaran ditelinga kita. Pembawaan suaranya menggema merdu, lagu-lagunya membawa irama manis. Menjadi nyanyian dan siulan umum. Terkenalnya lagu-lagu itu bertambah terpuja nama P.Ramlee sebagai bintang filem dan sebagai biduan.
Menurut P.Ramlee, mencipta lagu adalah bergantung kepada jiwa penciptanya. Jika pencipta sesuatu lagu itu sedang dirundung duka, maka lagu yang terhasil dia tidak dapat melahirkan satu lagu yang berirama gembira. Jika pencipta lagu itu sedang bergembira, dia tidak dapat menggambarkan bagaimana tekanan jiwa yang duka.
P.Ramlee juga menekankan penciptaan lagu bukanlah paksaan. Tetapi bergantung kepada ilham yang datang. Kesinambungan antara irama dan lagu perlu. Banyak proses yang perlu dubuat untuk menghasilkan sesebuah lagu. Itulah dapur seorang ahli musik yang menyiapkan resepi dan bumbunya untuk hidangan umum.
Untuk mendengar lagu dendangan P.Ramlee dan menghayati lirik laguberkenaan, di sini adalah sebahagaian daripada koleksi-koleksi yang telah berjaya dikumpulkan.
Berikut adalah lagu yang pernah dicipta, digubah ataupun dinyanyikan oleh P.Ramlee yang setakat ini yang telah diketahui. Atau dengan kata lain, lagu yang pernah direkodkan.
- Aci Aci Buka Pintu
- Aduh Sayang
- Aduhai Sayang
- Ahmad Albab
- Ai Ai Twist
- Aku Bermimpi
- Aku Debuk
- Aku Menangis
- Aku Tak Berdaya
- Aku Terpesona
- Ala Payong
- Alam
- Alam Di Tiup Bayu
- Alam Maya
- Alangkah Indah Di Waktu Pagi
- Alhamdulillah
- Ali Baba Rock
- Alunan Biola
- Anak-Ku Sazali
- Aneka Ragam
- Angin Malam
- Apa Guna Berjanji
- Apabila Kau Tersenyum
- Apek Dan Marjina
- Asmara Bergelora
- Asmara Datang Bersama Sang Bulan
- Asmara Murni
- Assalamualaikum
- Awan Mendung Telah Tiba
- Awas-awas Jangan Tertawan
- Ayam Ayam
- Ayer Mata
- Ayer Mata Di Kuala Lumpur
- Azizah
- Bahagia
- Bahtera Karam
- Baidah
- Barang Yang Lepas Jangan Di Kenang
- Bawah Rumpunan Bambu
- Bayangan Wajahmu
- Beginilah Nasib
- Belantara
- Berdendang Ria
- Berhati Lara
- Berkorban Apa Saja
- Bermandi-manda
- Berpedati
- Bersama
- Bertamasha
- Betapa Riangnya
- Biarlah Aku Pergi
- Bila
- Bila Mama Pakai Chelana
- Bila Tiba Masa
- Bintang Hati
- Bintang Sore
- Bubor Sagu
- Budi Dibawa Mati
- Bujang Merempat
- Bulan Dan Juga Angin
- Bulan Jatuh Ke Riba
- Bulan Mengambang
- Bumiku Ini
- Bunga Mekar
- Bunga Melor
- Bunyi Gitar
- Burung Pungok
- Chemara Jingga
- Chemburu
- Chinta
- Chinta Abadi
- Choraknya Dunia
- Cik Cik Keboom
- Dalam Air Terbayang Wajah
- Dari Hati Ke Hati
- Dari Masa Hingga Masa
- Debaran Jiwa
- Dendang Perantau
- Dengar Ini Cherita
- Dengarlah Kemala Hati
- Dengarlah Rayuanku
- Dengarlah Sang Ombak Berdesir
- Derita
- Dewi Ilhamku
- Dewi Puspitaku
- Di Bibir Mu Terlukis Kata
- Di Mana Kan Ku Chari Ganti
- Di Mana Suara Burong Kenari
- Di Pinggiran
- Di Pulau
- Dia Dan Aku
- Di Renjis-renjis Di Pilis
- Di Telan Pahit Di Buang Sayang
- Do Re Mi
- Duka Berganti Suka
- Dunia Hanya Pinjaman
- Dunia Ini Hanya Palsu
- Embun Menitik
- Engkau Laksana Bulan
- Enjit Enjit Semut
- Entah Di Mana
- Gadis Dan Terona
- Gambus Jodoh
- Gara Asmara
- Gelang Suasa
- Gelora
- Gelora Asmara
- Gelora Jiwa
- Gerimis
- Getaran Jiwa
- Gitar Berbunyi
- Gunung Payong
- Hamidah
- Hancur Badan Kandung Tanah
- Hanya Angan Angan
- Hanya Dikau
- Harapan Bonda
- Harapan Jiwa
- Hari Feista
- Hati Gelisah
- Hati Muda
- Hidup Berdua
- Hidup Melarat
- Hilang Terang Timbul Gelap
- Hoi Hoi Yahoi
- Hore-hore
- Hujan Di Tengah Hari
- Ibu
- Ilham Tiba
- Impian Kalbu
- Inang Baru
- Indahnya Sang Suria
- Ingin Tahu
- Inikah Suratan Hidup
- Intan Menjadi Kacha
- Irama Lagu
- Istana Chinta
- Isteri Yang Di Rindu
- Itulah Sayang
- Jangan Adek Angan Angan
- Jangan Chemburu
- Jangan Masam Muka
- Jangan Tinggal Daku
- Jari-jariku Sakit Semua
- Jasa Perwira
- Jeritan Batinku
- Jikalau Abang Merindu
- Jikalau Ku Tahu
- Jodoh Ta' Ke Mana
- Joget Istana
- Joget Malaysia
- Joget Pong Ketipang Pong
- Joget Pura Chendana
- Joget Si Pinang Muda
- Joget Tari Lenggang
- Juwita
- Juwitaku Sayang
- Kachang Goreng
- Kalau Kacha Menjadi Intan
- Kampung Nelayan
- Kasihnya Ibu
- Kata Dari Kalbu
- Kau Turun Dari Kayangan
- Kejamnya Manusia
- Kelasi
- Kelohanku
- Kelohan Saloma
- Keluarga 69
- Kembara
- Kenangan Abadi
- Kenek Kenek Udang
- Kerana Budi
- Keronchong Kuala Lumpur
- Ketipang Payong
- Kesah Rumah Tangga
- Kesah Mahjong
- Kita Berdayung
- Kolam Mandi
- Ku Jejak Bekas Kakimu
- Ku Kehilangan Kanda
- Ku Kejar Bayangan
- Ku Rela Ampun
- Ku Rindu Padamu
- Kumbang Dan Rama-rama
- Kumbang Dengan Bunga
- Kwek Mambo
- Lagu Anak Rantau
- Lama Aku Merana
- Lanang Tunang Tak Jadi
- Larut Malam
- Lenggang Kangkong Baru
- Maafkan Kami
- Mabok Kepayang
- Madahku
- Madu Tiga
- Makan Sireh Di Semerah Padi
- Malam Bulan Di Pagar Bintang
- Malam Ini Kita Berpisah
- Malam Ku Bermimpi
- Malam Minggu
- Malam Tak Berguna
- Manusia
- Manusia Miskin Kaya
- Mari Menari
- Mari Panching Ikan
- Masa Yang Bahagia
- Mastura
- Melodi Asmara
- Melaka
- Memikat Hati
- Menceceh Bujang Lapok
- Mengapa
- Mengapa Abang Merajok
- Mengapa Bintang Sembunyi
- Mengapa Derita
- Mengapa Membisu
- Mengapa Pilu Saja
- Mengapa Riang Ria
- Mengapa Tak Berkawan
- Mengapakah Laguku
- Merak Kayangan
- Merana
- Merayu Asmara
- Merayu Hati
- Merpati Dua Sejoli
- Mesra Ibu
- Mutiara Permai
- Nak Dara Rindu
- Nasi Goreng
- Nasib
- Nasib Diriku
- Nasib Malang
- Nasib Si Miskin
- Nasibnya Manusia
- Nenek Nenek
- Nilai Bangsa
- Nujum Pa' Belalang
- Nyanyian Asmara
- Obat
- Oh Bulan
- Oh Manisku
- Pabila Malam Tiba
- Padang Kota
- Panah Asmara
- Panca Delima Hilang
- Pantai Gurauan
- Patah Tumbuh Hilang Berganti
- Pelangi Hati
- Penawar Hati
- Penghidupan Baru
- Permata Bonda
- Perwira
- Pesta Muda Mudi
- Pok Pok Bujang Lapok
- Pujaanku, Pujaanmu
- Pukul Tiga Pagi
- Puteri Bersiram
- Putus Harapan
- Putus Kaseh Di Semerah Padi
- Putus Sudah Kaseh Sayang
- Qadzaan Tuhan
- Raga Musnah
- Rambang Petang
- Rantai Terlepas
- Rantau Selamat
- Rasam Dunia (Resam Rindu)
- Rela Hamba Rela
- Rindu Asmara
- Rindu Hatiku Rindu
- Rindu Hatiku Tidak Terkira
- Rintihan Di Jiwaku
- Rukun Islam
- Saat Yang Bahagia
- Sabar
- Sabaruddin Tukang Kasut
- Saling Kaseh
- Sam Pek Eng Tai
- Sampah Hanyut Terapong
- Sang Rang Bulan
- Sapu Tangan Tanda Kaseh
- Satay
- Saya Suka Berkawan (Gelora Chinta)
- Sayu Pilu Kalbu Merana
- Sejoli
- Sedangkan Lidah Lagi Tergigit
- Sejak Ku Bertemu Pada Mu
- Sekapur Sireh Seulas Pinang
- Seksa
- Sekuntum Mawar
- Selamat Berbahagia Wahai Kekaseh
- Selamat Berjumpa Lagi
- Selamat Hari Raya
- Selamat Panjang Umur
- Selamat Pengantin Baru
- Semarak Hati
- Semenjak Mata Bertentang
- Semerah Padi
- Senandung Kaseh
- Senandung Malam
- Senjakala
- Senyap Dan Sunyi
- Sepanjang Riwayatku
- Seri Bulan
- Seri Bunian
- Seribu Satu Malam
- Sesudah Suboh
- Si Burung Pungok
- Siapa Kanda
- Sikit Kasi Banyak Minta
- Simpulan Kaseh
- Sindir Oh Sindir
- Sua Sue Kemuning
- Suara Takbir
- Sukma Rindu
- Sungguh Malangnya Nasibku
- Sunyi Dan Senyap
- Surat Chinta
- Suria
- Tak Guna
- Tak Puas Mata Memandang
- Tak Sabar Menanti
- Tak Seindah Bunga
- Taman Asmara
- Taman Firdausi
- Taman Puspawarna
- Tangkap Ikan
- Tari Panglima
- Tari Silat Melayu
- Tari Tualang Tiga
- Tasek Madu
- Telaga Hati
- Temukanlah
- Terbang Burung Terbang
- Terbuku Di Kalbu
- Terima Kaseh Banyak-banyak
- Teruskan Lah
- Tiada Kata Sechantek Bahasa
- Tidurku Di Rumput Yang Basah
- Tidurlah Pemaisuri
- Tidurlah Wahai Sayang
- Tiga Abdul
- Tiga Sahabat
- Timang Timang Anak
- Ting Tara Tilala
- Tinggal Impian
- Tiru Macham Saya
- Tolong Kami
- Tudung Periuk
- Tunggu Sekejap
- Twist Malaysia
- Ubat
- Uda Dan Dara
- Udara Nyaman
- Ya Habibi Ali Baba
- Yang Mana Satu Idaman Kalbu
- Zapin Budaya
- Zapin Malaysia
- Zuraidah
Seperti yang kita tahu, semenjak kecil lagi P.Ramlee memang mempunyai cita-cita untuk menjadi anak seni. Minatnya dipupuk apabila melihat bintang Hollywood seperti Tom Mis dan Buck Jones.
Bertolak ke Singapura pada 9 Ogos 1948 atas undangan B.Sh.Rajhans. P.Ramlee mula mengorak langkah di dalam dunia. Bermula dengan filem Chinta, P.Ramlee telah pun diberi watak kecil di dalam filem tersebut.
P.Ramlee sememangnya dikenali sebagi seniman yang serba boleh. Pelbagai watak dan dan peranan telah pun dilakonkannya. Banyak perkara yang telah P.Ramlee melalui demi mengukur namanya di persada seni tanah air. Berdepan dengan masalah kontrak dan juga gaji, P.Ramlee tetap tabah mengharunginya.
"Masuknya saya ke dalam dunia filem hanya secara kebetulan sahaja, kerana tidak pernah terlintas dalam hati saya untuk menjadi seorang pelakon. Secara kebetulan saya katakan kerana sewaktu saya di Pulau Pinang, B.S.Rajhans yang menjadi pengarah di Studio Malay Film Production telah menemui saya dan mengajak saya ke Singapura untuk berlakon dalam filem. Pada mulanya agak keberatan juga rasanya saya hendak ikut ke Singapura. Tetapi kerana terlalu kuat desakan dari Rajhan, maka ikut juga ke Singapura dan menjadi keluarga Malay Film Productions." Itu adalah katanya.
P.Ramlee dengan pantas mencapai kejayaan yang besar. B.S. Rajhans membawa dia ke dunia filem, tetapi L.Krishan membuat dia jadi bintang. Kejayaan demi kejayaan diraih P.Ramlee. Namun begitu apa yang lebih diidamkannya ialah, "Pada satu hari nanti, hendaknya akan dapatlah melihat salah satu dari gambar filem saya itu dipertunjukkan di Pesta Cannes."
Dalam penglibatan dunia perfileman, P.Ramlee telah digandingkan dengan hampir kesemua seniwati yang ada ketika itu. Diantaranya Kasma Booty, Siput Sarawak, Rokiah, Neng Yatimah, Rosnani, Saadiah, Aini Hayati, Normadiah, Zaiton, Sarimah, Latifah Omar dan Maria Menado.
Filem 'Penarik Becha' pula menjadi batu loncatan kepada P.Ramlee. Ini kerana filem itu banyak memenangi anugerah. Bukan saja anugerah, tetapi P.Ramlee adalah orang Melayu kedua selepas Haji Mahdi diberikan jawatan 'Pengarah' di Malay Film Production. Sejak dari filem itu, P.Ramlee cuma berlakon 3 buah filem di bawah arahan orang lain. Selebihnya dialah teraju utama.
Berikut adalah filem-filem yang terpilih yang mempunyai banyak pengajaran yang cuba diketengahkan oleh P.Ramlee dalam kehidupan masyarakat. Saksikanlah...
Antara Dua DarjatHang Tuah
Labu Labi
Laksamana Do Re Mi
Musang Berjanggut
Pendekar Bujang Lapok
Seniman Bujang Lapok
Sumpah Orang Minyak
Hasil perkongsian hidup Teuku Nyak Putih Teuku Karim dengan Che Mah Hussein sejak tahun 1925, P.Ramlee telah dilahirkan pada 22 Mac 1929 di pagi Hari Raya Aidilfitri. P.Ramlee telah dilahirkan di rumah neneknya di 40A, Counter Hall, Penang, Malaya.
P.Ramlee memulakan pendidikan awal beliau di Sekolah Melayu Kampung Jawa dan kemudiannya ke Francis Light School. Sebelum perang meletus, P.Ramlee sempat menyambung pelajarannya ke Penang Free School tetapi tidak sempat menamatkannya. Semasa Perang Dunia Ke 2, P.Ramlee telah mendapat pendidikan di Japanese Navy School.
Bermula dengan bermain ukele, P. Ramlee beralih kepada gitar dan biola di bawah bimbingan Encik Kamaruddin (pemimpin brass band di Penang Free School). Beliau menyertai Orkes Teruna Sekampung dan kemudian Sinaran Bintang Sore. Beliau pernah menjadi juara nyanyian anjuran Radio Pulau Pinang pada tahun 1947 dan terpilih sebagai Bintang Penyanyi Utama Malaya. Dalam pertandingan itu, beliau menggunakan huruf "P" (bagi Puteh) di awal namanya dan kekallah nama P. Ramlee itu hingga ke akhir hayatnya.
Pada tahun berikutnya, P.Ramlee bersama sahabatnya Mohd Yusop telah menubuhkan sebuah pancaragam bernama Pancharagam Mustika. Beliau telah mendapat undangan menyanyi di atas pentas di Agricultural Show di Bukit Mertajam. B.S Rahjans kebetulan berada di situ untuk mencari bakat baru. Setelah menyaksikan persembahan P.Ramlee, beliau menawarkan P.Ramlee untuk datang ke Singapura.
Dalam tahun itu juga P.Ramlee telah pergi ke sana. Filem pertama lakonan P.Ramlee adalah CHINTA pada tahun 1948. Beliau memegang peranan sebagai penjahat dan penyanyian latar. Kejayaannya terus berkembang dan telah berjaya berlakun di dalam 27 buah filem di antara tahun 1948 hingga 1955.
P.Ramlee buat pertama kalinya mendirikan rumah tangga dengan anak salah seorang seniman ketika itu. Isterinya yang dimaksudkan ialah Junaidah Daeng Haris. Melangsungkan perkahwinan mereka pada tahun 1953. Kemudian mereka dikurniakan 2 orang cahaya mata. Iaitu, Mohd Nasir dan Arfan.
Setelah bercerai pada tahun 1954, P.Ramlee berkahwin dengan Norizan pada 6 Februari 1955. Namun begitu perkahwinan mereka tidak dapat bertahan lama. Mereka bercerai pada tahun 1961.
Pada tahun yang sama, P.Ramlee bertemu dengan Salmah Ismail atau pun lebih dikenali dengan nama Saloma. Kemudiannya mereka telah diijab kabulkan pada 21 November 1961. Saloma telah menemani P.Ramlee dalam suka mahupun duka sehingga ke akhir hayat P.Ramlee.
Sepanjang perkahwinan, P.Ramlee cuma mempunyai 2 orang anak. Iaitu Nasir dan Arfan. Oleh kerana itu, P.Ramlee telah pun mengambil beberapa orang anak angkat. Diantaranya ialah Betty, Zakiah @ Zazaloma, Sabaruddin @ Badin dan akhir sekali Dian.
Di dalam dunia perfileman tempatan, P.Ramlee telah berlakon dalam 66 filem. Bermula dengan filem pertama 'Chinta' sehinggalah filem terakhirnya 'Laksamana Do Re Mi'. Di dalam dunia seni suara pula, P.Ramlee telah mendendangkan 359 buah lagu.
P.Ramlee juga telah memenangi beberapa buah anugerah di Festival Filem Asia di Hang Kong, Jakarta, Kuala Lumpur, Manila, Singapura, Taipe dan Tokyo. Tidak ketinggalan juga, Festival Filem Antarabangsa di Berlin.
Hayat P.Ramlee tidak lama. Beliau meninggal ketika berusia 44 tahun pada pagi Selasa 29 Mei 1973 kerana diserang sakit jantung. Jenazahnya telah disembahyangkan di Masjid Kampung Baru dan dikebumikan di Tanah Perkuburan orang-orang Islam di Jalan Ampang. Semoga pemergian beliau dirahmati Allah swt.
Bagi mengenang jasa dan sumbangannya tidak ternilai, Allahyarham telah dianugerahkan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota oleh Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agung pada tahun 1990 yang membawa gelaran Tan Sri.
"Aku nak hidup sampai 1000 tahun lagi." Itulah katanya kepada salah seorang sahabatnya. Namun begitu apa yang telah dikatakan itu secara gurauan, kini beransur-ansur berubah menjadi realiti.
Sesungguhnya tiada siapa yang tidak mengenali beliau. Pengenalan kepada seniman agung Allahyarham Tan Sri Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Putih. Beliau yang lebih dikenali dengan nama P.Ramlee bukan sahaja berbakat tetapi juga sebagai ikon seniman sepanjang zaman.
Siapa yang tidak tertawa apabila melihat jenakanya? Siapa yang tidak asyik apabila mendengar lagu-lagunya? Siapa yang tidak sedih apabila melihat lakonan menyayat hatinya? Siapa yang tidak terpana dengan filem arahannya?
Amat sukar untuk mencari insan yang boleh menandingi kehebatan beliau. Apatah lagi untuk mencari mereka yang boleh menggantikan P.Ramlee. Sehingga kini, tiada siapa yang mampu menggantikan tempat beliau sebagai seniman yang serba boleh. Biarpun dari seniman seangkatan dengannya atau pun dari generasi baru seniman yang lebih dikenali sebagai artis pada masa kini.
Tidak ramai yang mengetahui akan kisah dan juga penghidupan seniman agung ini. Rata-rata cuma mengetahui apakah filem yang dilakonkan dan diarahkannya ataupun lagu yang didendangkannya. Tetapi ramai yang tidak tahu akan perjuangannya yang penuh liku dan ranjau. Marilah kita sama-sama menghayatinya.